skip to content
Site header image Dimas Wahyu Saputro

Quick Reads

  • Kedro and Firebolt DB

    I read about some interesting tech online that caught my eye.

    First, Kedro, which is aimed at Data Scientists. It offers great pipelining features. For example, you can build a clear graph or flow showing how a dataset is split and transformed. It also provides a well-structured project, so you don't have to worry about code that works one day and breaks the next.

    Then there's Firebolt, which is for Data Engineers. This database focuses on speed and price, and I saw their promise to be number one on benchmark leaderboards.

    I think I will try these out soon!


  • Finally, Balatro! 🎉

    I have been playing Balatro since December 2024, but I had never won. However, today, June 29th, I reached the highest ante in the game, Ante 9, and unlocked endless mode. Yeayyy!



  • Memulai membaca buku (lagi) hari ini

    Technology is a powerful force in our society. Data, software, and communication can be used for bad: to entrench unfair power structures, to undermine human rights, and to protect vested interests. But they can also be used for good: to make underrepresented people’s voices heard, to create opportunities for everyone, and to avert disasters. This book is dedicated to everyone working toward the good.

    ― Martin Kleppmann, Designing Data-Intensive Applications: The Big Ideas Behind Reliable, Scalable, and Maintainable Systems


  • Life without Docker Desktop — WSL

    When I first tried Localstack in Docker Desktop using WSL, my RAM wanted to explode. This made me research how to use Docker without Docker Desktop. Fortunately, I found this tutorial. This is as good as possible!



  • Hello World (From Webtrotion)

    Hello world, i’m Dimas.



  • Penuh Kenangan: ML-59

    Halo halo. Akhirnya menulis lagi setelah sekian lama.
    Kalau pada bulan Februari kemarin aku menulis mengenai gimana perasaan pertama kali jadi mentor. Kali ini, aku menulis mengenai refleksi ketika sudah menjadi mentor. Jujur saja, rasanya bahagia sekaligus sedih.

    Aku adalah orang yang cukup introvert. Bukan takut bergaul dengan orang, tapi lebih suka menghabiskan waktu senggang sendiri atau bersama orang terdekat saja. Awal-awal ketika mengemban tugas sebagai mentor, terdapat banyak sekali keraguan yang hadir. Ragu bagaimana cara menjadi mentor yang baik, ragu bagaimana membersamai dari awal hingga akhir, ragu bagaimana jika terjadi hal yang tidak sesuai ekspektasi.

    Semua rasa ragu itu hilang dan lenyap karena mereka, ML-59. Bertemu dengan mereka adalah salah satu rezeki yang membuatku terus mengucapkan syukur. Alhamdulillah, Tuhan baik sekali, memberikanku teman dan tempat. Rasanya begitu menyenangkan, bahagia, dan penuh dengan senyuman. Aku yang awalnya hanya mahasiswa tingkat akhir yang hari-harinya di depan layar laptop, jadi bisa memiliki tujuan dan kegiatan lain, yaitu membersamai mereka. Lebih tepatnya, aku dibersamai mereka.

    Minggu ke minggu, awalnya aku masih belum terlalu familiar dengan mereka, padahal di awal pertemuan sudah kenalan. Ternyata, ini hanya masalah waktu saja. Otak perlu mencerna dan menyimpan momen, yang pada akhirnya akan masuk ke hati. Aku jadi bisa mengingat nama panggilan mereka, kebiasaan tiap minggu, sampai cara senyum serta gaya bicara mereka. Kalau saja waktu bisa diputar lagi, aku ingin mengenal mereka satu persatu, lebih jauh lagi.

    Aku merasakan yang awalnya seasing itu, hingga menjadi dekat, dan akhirnya (akan) asing lagi. Bukan asing, namun semuanya memiliki jalan hidup yang berbeda-beda.
    Kalau kata orang tuh, "This is not a goodbye, but a see you later."

    Aku gak sempurna. Terlalu banyak kurangnya, apalagi kalau dipikirkan kembali momen-momen yang telah terlewat. Rasanya, aku harusnya bisa memberikan yang lebih baik, aku bisa memberikan lebih banyak waktu. Tapi, aku sadar bahwa semua hal itu sudah diatur oleh-Nya. Aku sudah berusaha memberikan yang terbaik. Aku sangat menikmati setiap detik bersama mereka. Ketika waktu perpisahan (seperti saat ini) datang, aku merasa tidak perlu ada yang disesali lagi.

    Everyone deserved to be loved so dearly and to be missed so deeply.
    Semoga kita bisa ketemu lagi, di momen yang lain, ya, temen-temen!


  • Kapan Wisuda?

    Siapa yang membaca tulisan ini karena judulnya? Tulisan ini ada karena obrolan singkat hari ini ahahahahaha
    Selamat Idul Fitri, minal aidin wal faizin yaaa^^

    Sebenarnya pertanyaan itu sederhana, mungkin hanya untuk mencairkan suasana atau sekedar ingin tahu. Tapi, (kalau terlalu sering) itu cukup mengganggu. Semua itu tergantung bagaimana kita menanggapinya. Bisa jadi pertanyaan itu bikin kita tambah semangat buat cepet-cepet lulus. Atau malah bikin kita makin stress karena ngerasa diburu-buru.

    Menurutku, karena pertanyaan itu terlempar untuk mencairkan suasana, ya kita harus menanggapinya dengan santai juga. Anggap pertanyaan itu sebagai bentuk perhatian dari keluarga. Toh, mereka juga pasti seneng kalo kita bisa lulus dan sukses. Jadi, semangat ya! Semoga selalu dikuatkan, dan bisa segera lulus. Aamiin.


  • Mencoba Menjadi Mentor

    Halo. Aku sudah lama tidak menulis. Tulisan kali ini akan berkisar pada hal yang baru aku coba, yaitu menjadi mentor.

    Alhamdulillah, aku dikasih kesempatan untuk menjadi mentor di Bangkit Academy 2024. Sebelumnya aku pernah menjadi mentee pada Bangkit Academy 2023. Di sana, aku bertemu dengan mentor yang baik, teman yang luar bisa, serta materi yang komprehensif. Entah kenapa lingkungan Bangkit Academy adalah (salah satu) lingkungan terbaik untuk belajar dan berkembang. Rasanya perlu kembali, dan menjadi mentor adalah langkah awalnya, ehehehe.

    Dulu, aku pikir tugas mentor itu gampang. Hanya perlu terlihat bahagia, sok kenal dengan mentee-nya, meneruskan informasi dari pusat, dan berbagai kegiatan ringan lainnya. Hal ini menjadi berbeda setelah aku mengalaminya secara langsung. Ternyata menjadi mentor lebih dari itu. Mentor harus mampu memberikan lingkungan inklusif untuk siapa pun, mampu membersamai mentee dari awal kegiatan sampai berakhir, hingga membantu mentee jika kesulitan.

    Awal menjadi mentor aku mengalami overwhelming. Meskipun sudah diberikan panduan yang lengkap, rasanya tetap terlalu banyak yang harus aku lakukan. Tidak tau harus memulai dari mana. Apakah harus memulai dari menyapa mentee, mengurus urusan administrasi, berkenalan dengan sesama mentor, atau tugas lainnya. Rasanya bimbang dan butuh waktu untuk memproses hal ini.

    Memang pusing, namun jangan takut. Hal ini normal. Yang harus dilakukan adalah take a breathe, dan coba pahami lagi makna dari mentor itu sendiri. Lakukan langkah per langkah, jangan langsung melahap semuanya.


  • Be a Guide, Not a Guru

    Halo. Baru aja aku nemuin tweet yang cukup menarik.

    Tweet di atas membahas mengenai alasan kenapa orang maju mundur ketika ingin membuat konten. Keresahan seperti ini ternyata banyak dialami banyak orang ya, tidak hanya diriku. Pada tweet yang sama, dilemparlah istilah "Be a guide, not a master". Aku yang membaca tweet tersebut langsung tersadar. Oiya, benar juga!

    Terkadang kita merasa bahwa orang-orang tidak membutuhkan tutorial yang kita buat, kita merasa bahwa tulisan atau video yang kita buat sudah ada orang lain yang membuatnya terlebih dahulu. Kita juga merasa bahwa kita belum pantas untuk menceritakan ilmu tersebut. Padahal, sebetulnya tidak begitu. Ada beberapa orang yang ketika mendengar penjelasan dari orang yang sudah cukup jauh dari levelnya, sebut saja profesor, dia cukup kesulitan untuk memahaminya. Namun, ketika dia mendapatkan penjelasan dari teman sebaya, dia merasa lebih mudah untuk mengerti.

    Pada akhirnya, kita gak harus menjadi masternya master, sepuhnya sepuh untuk berbagi. Berbagi, ya berbagi aja, seperti tulisan ini.


  • Tulisan Perdana

    Halo, namaku Dimas. Ini adalah tulisan perdanaku di rumah baru ini. Menurut kalian, gimana?

    Sejujurnya, aku menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencari "kandidat" yang sempurna. Aku melihat banyak laman orang lain sebagai contoh, mencoba banyak teknologi yang ada, dan menyesuaikan dengan kemampuanku juga. Akhirnya, aku memiliih Congo. Bukan, bukan negara, tapi sebuah tema untuk Hugo, generator web statis yang ditulis dalam bahasa pemrograman Go.

    Aku berencana akan menggunakan rumah ini untuk menyimpan pikiranku, mencatat apa yang terjadi, dan mmengarsipkan proyek yang sudah dibuat sebelumnya. Sejauh ini aku belum tau akan seberapa sering untuk menulis di sini. Tapi, setidaknya kapan pun aku ingin menulis, sekarang sudah ada tempatnya, hehe.

    Byebyeeee!